Time

Rabu, 24 Februari 2010

Puisi Karya Siswa-Siswi SMA Patra Dharma

Wahai manusia...
Sadarkah engakau??
Pephonan hijau bertumbangan,
Udara semakin panas menyengat,
Air dan lautan keruh menghitam
Tanah meradang gersang dan berasap tebal,

Tapi aneh...
Ketika bencana terjadi,
Mulut saling menuding,
Urat leher ikut tegang membela diri..
Yang kecil menjadi korban,
Yang besar duduk tenang disinggasana..
Yang lemah timbul tenggelam,
Yang kuat terselamatkan tahta..

Pepohonan dan binatang-binatang punah
Akibat pembantain brutal manusia..
Terakhir,,
Manusia-manusia akan musnah
Karena pembantaian keserakahan..
Begitu seram masa depan ini..

Bayangkan ini kenyataan...
Air mata menetes,
Ribuan usapan dada,
Semua tertunduk bersimpuh di tanah..
Tubuh-tubuh kaku tak berdosa bergelimpangan
Dinding-dinding impian hancur diantara jeritan-jeritan..

Maka lindungilah alam
Demi jiwa rapat bersatu
Musnahkan kesombongan di kepala
Jagalah tanah kita sebelum terhanyut dan memebusuk..

Talitha Nurin T.(X G)

Terangku hilang
Redup dibawa gelap
Senyumku hilang
Direnggut rasa kecewa
Awanku hilang
Dihembus angin jahat
Kemana indahku?
Yang dulu hijaukan dunia
Kemana angin senduku?
Yang dulu hembuskan daun
Timbulkan suara gemuruh
Namun semua sirna
Hanya ranting rapuh yang kulihat
Hanya angin ribut yang berhembus
Hanya awan gelap yang gambarkan kesedihan
Hanya asap hitam yang menghias kini
Andai mereka bisa bicara
Mereka akan berkata
Wahai para manusia.. Hidupku kau renggut
Banyak kata yang tak dapat kami lukiskan
Karena terlalu banyak sakit yang kami rasa
By: Talita Bianda


Alam

Hutan hijau yang dulu kita lihat sekarang musnah
Di sulap menjadi bangun yang megah
Langit yang dulu berwana biru
Sekarang menjadi kelabu

Ada apa ?
Karena apa ?
Ulah sapa ?
Salah sapa ?

Embun pagi tidak sedingin pualam
Air mengalir tidak sebening permata
Hawa dingin, meradang panas menusuk
Awan berarak beriring dengan wajah biru

Siapa yang menanggung ?
Siapa yang menjawab ?
Semua sembunyi tangan
Semua tutup mulut

Tanganku ingin menggapai
Meraih sambutan dengan ramah
Bersama menjawab
Bersama menanggung

Bersama merentangkan tangan
Membendung air sebening permata
Meredakan panas meradang
Mengembalikan senyuman awan berarak
By Prusba

Wahai matahari..
Dapatkah kau kurangi panasmu ?
Kami merasa panas
Panas sekali
Asap kendaraan juga tidak bersahabat
Pohon-pohon kekeringan
Sungai-sungai pun ikut kering
Dan tenggorokanku juga kering
Adakah yang dapat mengurangginya ?
Hanyalah kesadaran manusia yang dapat menghentikan.
Menghentikan kerusakan yang menghantui bumi kita tercinta ini

Karya Wong Meily