Time

Selasa, 11 November 2008

KEHIDUPANKU

HARI-HARI YANG KULALUI MENYAYAT DIRI
KAPAN KETENANGAN KUHADAPI
SEAKAN KUTAKMAMPU MENGHADAPI
ADAKAH YANG MENGERTI
DIRIKU BEGITU MENYENDIRI
KUMENCOBA TUK TABAH
DAN TAKKAN MENGELUH
KISAH SEDIH INI HANYA KUSIMPAN
TAK ADA YANG DAPAT MEMBANTUKU KECUALI DIA
YANG MAHA SEGALANYA
HANYA PADANYA
SANG PENCIPTA
Retno Wulan Ayu 12ips1
KASIH SAYANG IBU
IBU BANGUN DISAAT KU TERJAGA
MEMBELAIKU DENGAN SENYUMAN INDAH
TAKKAN KAU BIARKAN KU TERLUKA
MEMBERIKAN SELURUH WAKTUKU HANYA UNTUK MEMBUATKU BAHAGIA
IBU.....
KASIH SAYANGMU TAK AKAN
ADA YANG BISA MENGGANTIKAN
KAU TAK PERNAH LELAH MENGHAPUSKAN AIR MATAKU
AKAN SELALU KU KENANG WAJAHMU
AKU TAK TAHU BETAPA LELAHNYA KAU MENGANDUNGKU
AKU TAK TAHU BERAPA BANYAK ASI YANG MENGALIR DI TUBUHKU
AKU TAK TAHU BAGAIMANA CARA MEMBALAS SELURUH KASIH SAYANGMU
YANG AKU PUNYA HANYA SATU RASA DIDALAM HATIKU
I LOVE U MY MOM....
SHEILA ROSE 12IPS1

IMPIANKU

Biarkan waktu yang begitu indah pergi bersamamu pergi menjauh
Walau pun wajahmu yang terlalu indah untuk ku lupakan
Biarkan kenangan bersamamu membekas di dalam hatiku
Walau hanya dirimu yang telah menyakitiku

Kata-kata yang begitu indah darimu masih terngiang di telingaku
Senyum yang begitu indah masih tetap berada di benakku
Walau itu hanya sesaat bagiku
Dan aku masih merindukanmu
Dan aku yang masih menyayangimu dan menunggumu
Walau hanya sebagai impian untukku.
_Novy_ XII IPS 2

Aku memilihmu

aku memilihmu.. utk menemani dikala siang tak bermentari.. saat malam tak berbintang.. agar dapat terangiku dengan senyuman..

aku memilihmu.. saat terik sinar menyengat dan membakar.. ketika bulan sabit dan purnama.. untuk temanku menyusuri dunia

aku memilihmu.. dengan hati yang tak memilih waktu.. sepenuh cinta tanpa masa.. semenjak harap masih mendengung hampa
by Yenni deshinta.

Jumat, 31 Oktober 2008

MALAIKAT KU

Suatu kebahagiaan yang teramat sangat
Kadang meneteskan air mata kebahagiaan
Karena air mata ingin bersanding dengan tawa
Dan seorang malaikat yang terindah pun
Mengandung tangis yang akan selalu ingin bersanding dengan indahnya tawa senyummu

Dan hanya iblis yang akan selalu mencuri
Tawa dari air mata indahmu
Hingga nanti saat sang bidadari selalu
Ada untuk menemani malam tanpa
Adanya bulan dan bintang-bintang manismu

Tuhan telah membuat suatu karunia terindah
Cinta,bahagia,tangis & tawa
Semua itu ada dalam diri malaikay ku .

karya: Rizky .F. (kiky)
XII IPS 2

Ibu

Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...

Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu

Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami

Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap doa malammu

Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami

Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.

By: Wulan
XII IPS 2

TAK TERLUPAKAN

Tak mengenal rasa dan bahasa

Jangan pandang dari warna

Papa dan kaya bukan bencana

Susah dan senang lalui ceria

Terdiam kita dalam kesunyian

Merenungi ia tak kunjung datang

Menangis kenangan mati dijalan

Seribu keceriaan tak terlupakan

Janganlah kesucian sang hitam

Lebih dan kurang jadi bimbingan

Menutupi fitnah jangan berjalan

Jauhkan beban dari sang kelam


karya : EKA YUNITA [pinky]

Untuk sahabat

Sahabat,,
Pernahkah aku lupa untuk meminta sebuah maaf bila aku pernah beruat salah kepadamu ?
Pernahkah aku lupa untuk berterima kasih bila kau menolongku jika aku sedang kesusahan ?

Sahabat,,
Ingatkah kamu, kita dulu sering bersama ?
Ingatkah kamu, kamulah yang selalu membuatku bahagia ?

Sahabat,,
Walaupun itu semua belum cukup untuk menyadarkanmu,,,
Bila ku telah pergi untuk selamanya,
Dan napasku tak lagi menyertaimu,
Bila jasadku telah melebur dan hancur,
Dan hanya tinggal kerangka yang tidak bisa lagi menemanimu,
Bila perjalananku nanti sangat panjang
Dan kita berbeda ruang

Aku hanya ingin kamu menghargaiku,,,
Aku hanya ingin kamu selalu mengingatku,,,

Karena aku adalah seorang sahabat yang pernah dekat denganmu

Untuk sahabat,, hanya ada satu kalimat untukmu,,,

Aku selalu mencintai kamu.


By : Lufi Anggraini
XII IPS 2

Indonesiaku

Aku tinggal di Indonesia
aku orang indonesia
kekayaan alam yang sangat melimpah
begitu senang tinggal disana

Indonesiaku
diperjuangkan dengan merenggut nyawa para pahlawan
indonesia
tetaplah terus berjaya indonesia

engkau adalah bangsa pengabdianku
kami tidak akan menyia-yiakan pengorbanan para pahlawan
terima kasih Indonesiaku

Edwin_XII IPS 1

Bahagia

Bahagia di hidupku karena selalu di sisimu...
Hanya dirimu sampai ke ujung nafasku...
Kubuktikan rasa sayang ini hingga aku menua...
senyum termanismu selalu membuat hatiku bahagia...

Ibu, engkau selalu tulus menyayangiku walau aku membalasnya dengan kesalahan...
Tak satupun kata dapat ku ungkapkan sebagai rasa terimakasih...
Hanya sebuah kata...
Kumencintaimu
selalu...
Ku menyayangimu slamanya...
Ku kan bersamamu slalu...
sampai akhir usiamu...

annastasya wardani_XII IPS 1

Ibu

Ibu…
Kini aku tahu
Kesabaranmu
Ketabahanmu
Kecintaanmu

Ibu…
Kini aku rindu
Masakkanmu
Senyumanmu
Belaianmu

Ibu…
Aku tak akan lupa
Kebaikkanmu
Jasamu
Nasehatmu
Ibu…
Ternyata kau adalah segalanya bagiku
Kuharap kasihmu abadi selama-alamanya untukku

Karya: Wahyu
Kelas: XII IPS 2

PASRAH

Aku terjebak aku tersesat
Aku tak tahu aku dimana
Bergelut dengan kegelapan
Seolah mataku buta
Aku berteriak pada kegelapan
tapi tak ada yang menjawab
Apa kalian tidak punya telinga ?
Apa kalian tidak bisa mendengar ?

Aku memang punya beberapa lentera
Tapi aku berjalan tanpa arah
Ku ikuti kakiku tanpa tujuan
oh Tuhan kini aku pasrah


Karya : Revolina Gaghana ( xii ips 4 )

Hidup

Bernapas dan mencari makan...
Mengumpulkan harta di setiap kesempatan...
Dan terperangkap di dalam keserakahan...
Lalu bersantai melihat mereka dalam penderitaan...

Hanya itu?
Apa itu tujuan hidupmu?
Apa itu pesan orangtuamu?
Apa itu yang diajarkan gurumu?

Terserah...
Tapi yang kutahu,
Hidup ini adalah sebuah tabungan...
Tabungan untuk sesuatu yang lebih abadi...

Karya: Ezhe Azizah
Kelas: XII IPS 1

Kamis, 25 September 2008

Pelajaran Tata Bahasa Dan Mengarang

Karya: Taufiq Ismail



“Murid-murid, pada hari Senin ini
Marilah kita belajar tatabahasa
Dan juga sekaligus berlatih mengarang
Bukalah buku pelajaran kalian
Halaman enam puluh sembilan

“Ini ada kalimat menarik hati, berbunyi
‘Mengeritik itu boleh asal membangun’
Nah anak-anak, renungkanlah makna ungkapan itu
Kemudian buat kalimat baru dengan kata-katamu sendiri.”

Demikianlah kelas itu sepuluh menit dimasuki sunyi
Murid-murid itu termenung sendiri-sendiri
Ada yang memutar-mutar pensil dan bolpoin
Ada yang meletakkan ibu jari di dahi
Ada yang salah tingkah, duduk gelisah
Memikirkan sejumlah kata yang bisa serasi
Menjawab pertanyaan Pak Guru ini

“Ayo siapa yang sudah siap?”
Maka tak ada seorang mengacungkan tangan
Kalau tidak menunduk sembunyi dari incaran guru
Murid-murid itu saling berpandangan saja

Akhirnya ada seorang disuruh maju ke depan
Dan dia pun memberi jawaban
“Mengeritik itu boleh, asal membangun
Membangun itu boleh, asal mengeritik
Mengeritik itu tidak boleh, asal tidak membangun
Membangun itu tidak asal, mengeritik itu boleh tidak
Membangun mengeritik itu boleh asal
Mengeritik membangun itu asal boleh
Mengeritik itu membangun
Membangun itu mengeritik
Asal boleh mengeritik, boleh itu asal
Asal boleh membangun, asal itu boleh
Asal boleh itu mengeritik boleh asal
Itu boleh asal membangun asal boleh
Boleh itu asal
Asal itu boleh
Asal-asal
Itu itu
Itu”
“Nah anak-anak, itulah karya temanmu
Sudah kalian dengar ’kan
Apa komentar kamu tentang karyanya tadi?”

Kelas itu tiga menit dimasuki sunyi
Tak seorang mengangkat tangankakau tidak menunduk di muka guru
Murid-murid itu Cuma berpandang-pandangan
Tapi tiba-tiba mereka bersama menyanyi:

“Mengeritik itu membangun boleh asal
Membangun itu mengeritik asal boleh
Bangun bangun membangun kritik mengeritik
Mengeritik membangun asal mengeritik


“Dang ding dung ding dang ding dung
Ding dang ding dung ding dang ding dung
Leh boleh boleh boleh boleh
boleh boleh asal boleh

”Anak-anak, bapak bilang tadi
Mengarang itu harus dengan kata-kata sendiri
Tapi tadi tidak ada kosa kata lain sama sekali
Kalian Cuma mengulang bolak-balik yang itu-itu juga
Itu kelemahan kalian yang pertama
Dan kelemahan kalian yang kedua
Kalian anemi referensi dan melarat bahan perbandingan
Itu karena malas baca buku apalagi karya sastra.”


“Wahai Pak Guru, jangan kami disalahkan apalagi dicerca
Bila kami tak mampu mengembangkan kosa kata
Selama ini kami ‘kan diajar menghafal dan menghafal saja
Mana ada dididik mengembangkan logika
Mana ada diajar berargumentasi dengan pendapat berbeda
Dan mengenai masalah membaca buku dan karya sastra
Pak Guru sudah tahu lama sekali
Mata kami rabun novel, rabun cerpen, rabun drama dan rabun puisi
Tapi mata kami ‘kan nyalang bila menonton televisi.”

Seonggok Jagung

Karya: W. S. Rendra


Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan

Memandang jagung itu,
sang pemuda melihat ladang;
ia melihat petani;
ia melihat panen;
dan suatu hari subuh,
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar …
Dan ia juga melihat
suatu pagi hari
di dekat sumur gadis-gadis bercanda
sambil menumbuk jagung
menjadi maisena.
Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala.
di dalam udar murni
tercium bau kuwe jagung.

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung.
Ia melihat kemungkinan
otak dan tangan
siap bekerja.

Tetapi hari ini:

Seonggok jagung di kamar
dan seorang pemuda tamat SLA
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.
Ia memandang jagung itu
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta.
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
Ia melihat nomor-nomor lotre.
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
Seonggok jagung di kamar
tidak menyangkut pada akal,
tidak akan menolongnya.
Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan.
Yang tidak terlatih dalam metode,
dan hanya penuh hafalan kesimpulan.
Yang hanya terlatih sebagai pemakai,
tetapi kurang latihan bebas berkarya.
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seorang menjadi asing
di tengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan
bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibukota
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja.
Bila pada akhirnya,
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:
“Disini aku merasa asing dan sepi!”

PUTRI SEJATI

Karya: H. Darwis M. Noor


Matahari panas merona menjadi saksi
Rembulan penuh cerita tentang hari lalumu
Dokumen tersimpan goresan lembaran makna
Serpihan kata jadi wujud nyata torehan sejarah


Kartini putri pejuang bangsa
Kartini putri Indonesia
Kartini putri semerbak sejati bangsa


Wahai ... anakku sayang pelita hatiku
Kemerdekaan itu kita rebut dengan darah dan airmata
Kemerdekaan itu direbut oleh nyawa para pahlawan
Kemerdekaan itu mahal tak terbataskan harga
Dan,
Kemerdekaan itu bukan hasil pemberian
Tapi,
Kemerdekaan adalah hakiki perjuangan bangsa


Hari ini tanggal 21 April adalah hari jadimu
Perpisahan kita cukup lama terkikis waktu
Hanya sebuah potret lama sebagai pelepas rindu dalam penantian
Air mata menetes perlahan membasahi pipi sebagai kado kenangan abadi
Kartini pendekar putri bangsa
Semangatmu terus membara bagai api yang tak kunjung padam
Semangatmu terus mengalir bagai samudra yang tak terbatas
Ibuku sayang, kini kau diam dalam kesendirian
Ibuku sayang, kau diam dalam kesunyian
Tapi,
Darah perjuanganmu terus mengalir pada setiap generasi bangsa

SURAT INI ADALAH SURAT TERBUKA


Surat ini adalah sebuah sajak terbuka
Ditulis pada sore yang biasa.
Oleh seorang warganegara biasa
Dari republik ini

Surat ini ditujukan kepada
Penguasa-penguasa negeri ini.
Mungkin dia bernama Presiden.
Jendral. Gubernur.
Barangkali ia Ketua MPRS
Taruhlah dia anggota DPR
Atau pemilik sebuah perusahaan politik
(bernama partai)
Mungkin dia Mayor, Camat atau Jaksa
Atau Menteri. Apa sajalah namanya
Malahan mungkin dia saudara sendiri

Jika ingin saya tanyakan adalah
Tentang harga sebuah nyawa di Negara kita.
Begitu benarkah murahnya?
Agaknya setiap bayi dilahirkan di Indonesia
Ketika tali nyawa diembuskan Tuhan ke pusarnya
Dan menjeritkan tangis bayinya yang pertama
Ketika sang Ibu menahankan pedih rahimnya
Di kamar bersalin
Dan seluruh keluarga mendoa dan menanti
ingin akan datangnya anggota kemanusiaan baru ini
Ketika itu tak seorangpun tahu.

Bahwa 20,22 atau 25 tahun kemudian
Bayi itu akan ditembak bangsanya sendiri
Dengan pelor yang dibayar dari hasil bumi
Serta pajak kita semua
Di jalan raya, di depan kampus atau di mana saja
Dan dia tergolek disana jauh dari ibu,
Yang melahirkannya. Jauh dari ayahnya
Yang juga mungkin sudah tiada


Bayi itu pecahlah dadanya. Mungkin tembus keningnya
Darah telah mengantarkannya ke dunia
Darah kasih saying
Darah lalu melepasnya dari dunia

Yang ingin saya tanyakan adalah
Tentang harga sebuah nyawa di Negara kita ini
Begitu benarkah gampangnya?
Apakah mesti pembunuhan itu penyelesaian
Begitu benarkah murahnya? Mungkin sebuah
Nama lebih penting
Disiplin tegang dan kering
Mungkin pengabdian kepada Negara asing
Lebih penting
Mugkin

Surat ini adalah sebuah sajak terbuka
Maafkan para student sastra
Saya telah menggunakan bahasa terlalau biasa untuk puisi ini.
Kalaulah ini bias disebut puisi
Maafkan saya menggunakan bahasa terlalu biasa
Karena pembunuhan-pembunuhan di negeri inipun nampaknya juga sudah mulai terlalu biasa
Kita tak bisa membiarkannya terlalu lama

Kemudian kita dipenuhi pertanyaan
Benarkah nyawa begitu murah harganya?
Untuk suatu penyelesaian
Benarkah kemanusiaan kita
Begitu murah untuk sebuah umpan sebuah pidato
Sebuah ambisi
Sebuah ideology
Sebuah coretan sejarah
Benarkah?

*@ Lautan Rasa @*

Rasa itu kian membuncah menyirami jiwa yang sepi
kucoba menghindari realita rasa
tapi asa terus mengejarku tanpa rasa kasihan
sadarlah wahai hati yang gila
rasamu tlah terbelenggu dengan asa yang lain
jangan membuka jalan dengan asa yang baru